Trend Digital Marketing 2019

Publish Februari 2019  || Update Februari 2019

WHAT ABOUT IN 2019?

Ada banyak prediksi tren digital marketing di 2019 ini baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Perkembangan digital marketing berpengaruh pada model/cara yang digunakan dalam mengenalkan/mempromosikan produk-produk yang dimiliki. Dari banyaknya prediksi tersebut ada beberapa tren yang banyak dibahas di Indonesia. Berikut daftarnya:

Video Marketing

Washington Post menyatakan, tahun 2019 video ads akan memimpin 80 persen lalu lintas di Internet. Para pebisnis mengatakan video telah meningkatkan rasio konversi mereka dan konsumen merasakan bahwa menonton video produk membuat mereka lebih percaya diri dalam keputusan pembelian online.

Influencer Marketing

Menurut Anthony Reza selaku CEO GetCraft Indonesia seperti dilansir dari Marketeers. Menurutnya, 8 dari 10 konsumen terbukti mempercayai rekomendasi dari orang yang mereka kenal. Bisa saja dalam hal ini termasuk selebritis yang memasarkan sebuah produk di media sosial seperti instagram. Otomatis, para fans akan terpengaruh untuk membeli produk yang direkomendasikan tersebut.

Pemanfaatan Artificial Intelligence – Chatbot

Chatbot semakin tenar karena mampu menanggapi pertanyaan dasar secara cepat dan memuaskan. Selain itu chatbot dapat beroperasi 7 hari 24 jam nonstop. Chatbot dalam pengembangannya kelak tidak hanya mampu melayani pertanyaan konsumen secara cepat, namun bisa melakukan layanan transaksi yang semakin komplek.

Fitur Stories di IG

Dikutip dari Katadata menunjukkan pengguna aktif Instagram di Indonesia adalah 53 juta orang. Adanya fitur stories di Instagram memungkinkan pengguna untuk berbagi foto maupun video yang akan hilang dalam 24 jam. Angka tersebut jelas merupakan potensi yang besar untuk digital marketing. Dalam fitur tersebut kamu bisa mengunggah apa saja termasuk pula sebagai promosi.

Omnichannel Marketing

Mengacu pada pengertian omnichannel yang disebut TechTarget, adalah pendekatan multichannel yang berusaha menyediakan berbagai layanan kepada pelanggan dengan mengutamakan kepuasan berbelanja, entah mereka berbelanja lewat desktop, perangkat mobile, telepon, atau datang ke toko offline. Praktik omnichannel biasanya dilakukan oleh peritel offline yang sudah memiliki banyak gerai.

Konten Berformat Panjang

Long-form content atau konten dengan format panjang akan menjadi lebih penting karena pembaca semakin mencari sumber yang dapat dipercaya.  Secara umum, konten dengan format panjang harus lebih dari 2.000 kata. Berdasarkan data dari BuzzSumo tahun 2017, konten berformat panjang cenderung mendapatkan lebih banyak share daripada konten  berformat singkat. Selain itu, semakin panjang konten, semakin besar kemungkinan konten itu akan dibagikan.Penting untuk diingat bahwa titik konten berformat panjang bukan berarti konten yang membuang-buang waktu konsumen. Tetapi, konten yang informatif dan berkualitas.

WHAT WE CAN DO?

Memanfaatkan Video Marketing  (Beriklan Lewat Video)

Keputusan untuk menggunakan video dalam beriklan sudah tepat dan sesuai dengan tren di 2019. Maka penggunaan video untuk program promo, info, dll tetap terus digunakan dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan. Dengan menggunakan video, penonton dapat lebih mudah menangkap maksud dari produk yang ditawarkan. Iklan video yang dibuat juga harus memperhatikan beberapa aspek seperti durasi dan isi, sesuai dengan aturan dari Facebook Ads, jika akan diiklankan lewat Facebook.

Menggunakan Influencer (KOL)

Pengguna media sosial yang semakin meningkat dan memiliki idola masing-masing, kedepannya harus dimanfaatkan. Maka pelaku bisnis, terlebih bisnis onlie, sudah seharusnya memanfaatkan keberadaan Influencer untuk meningkatkan brand awareness atau hingga melakukan order di produk yang ditawarkan. Saat menggunakan influencer ini, juga terdapat beberapa kriteria dalam memilih Influencer agar hasilnya maksimal. Beberapa syarat yang diperhatikan saat menggunakan KOL:

  • Memiliki track record yang baik.
  • Cocok dengan bisnis yang dijalankan.
  • Followers dari KOL cocok sebagai target market.   

Fitur IG Stories

Pada awalnya IG hanya berfokus pada IG feed saja, namun perkembangan terus dilakukan oleh Instagram. Perubahan algoritma IG yang hanya menampilkan satu (1) postingan IG Feed ke 7% jumlah followers dan dan tidak sesuai kronologi waktu, menyebabkan urutan IG Feeds saat ini kurang disukai.

Melihat perubahan ini, maka beralihlah pengguna IG ke fitur IG Stories dan pengguna IG stories terus meningkat. Meskipun hanya tampil selama 24 jam, IG stories tetap harus digunakan karena memberikan “kebebasan” kepada pemilik brand dalam menampilkan produk yang ingin ditawarkan. IG stories dapat diisi berupa promosi produk, share inspirational quote, melempar pertanyaan ke pelanggan, memberikan benefit dari produk yang ditawarkan, dll.  

Konten Artikel di Website

Konten artikel masih memiliki penggemarnya tersendiri, meskipun ada yang mengatakan  jika minat membaca semakin menurun. Dengan membuat konten yang SEO friendly sehingga mudah ditemukan di Google, maka website kita pun mendapatkan pengunjung sesuai dengan segment yang kita tuju.

Untuk media sosial sendiri ada berbagai jenis yang bisa dilakukan untuk tahun 2019 ini. Berikut hal-hal yang direkomendasikan untuk mengisi media sosial:

Perlu diperhatikan, bahwa tidak semua hal di atas dapat dilakukan karena tergantung pada produk yang ditawarkan. Dengan sederet hal yang dapat dilakukan tersebut, maka konten media sosial akan semakin beragam dan bermanfaat bagi pembaca.

Sumber: