Di era digital seperti saat ini, sering dikenal yang namanya content marketing. Dahulu content marketing identik dengan artikel dan e-book, namun dalam perkembangannya juga muncul video marketing didalamnya. Sudah tidak terhitung berapa banyak brand yang menggunakan video marketing dalam mengenalkan perusahaan, produk, hingga promo-promo yang dijalankan.
Oya, jangan salah sangka dahulu ya, video marketing bukan berisi tentang strategi pemasaran kok, tetapi video yang berisi produk atau tawaran-tawaran dari sebuah brand. Proses pembuatan video marketing tidak jauh berbeda dengan pembuatan sebuah video iklan pada umumnya. Nah, menurut riset HubSpot, sebanyak 43% orang lebih banyak ingin melihat konten video dan empat kali lebih banyak pelanggan yang suka melihat video daripada membacanya.
Konten video memang semakin populer dan digunakan sebagai salah satu strategi marketing banyak brand. Rupanya, membuat video yang sering berlalu lalang di timeline media juga perlu melakukan berbagai proses. Ketika akan membuat video, pasti sebelumnya harus merencanakan konten apa saja yang dimasukkan agar enak dilihat dan didengar. Betul kan?
Nah, dalam rangkaian proses pembuatan sebuah video, terdapat tahapan pembuatan storyboard. Apa itu storyboard? Storyboard adalah outline visual dari video yang akan dibuat. Penampakannya mirip komik strip. Guna dari storyboard adalah menjaga alur ceritamu seperti ide awal dan tidak melenceng jauh. Ada sederet tips membuat storyboard lho, agar video yang kamu buat bisa mengena di hati penonton nantinya.
Ini adalah hal pertama yang harus kamu lakukan, agar videonya memiliki jiwa yang sesuai. Coba bayangkan, video yang akan dibuat apakah bertujuan untuk promosi produk-produk yang kamu miliki kah? Apakah kamu ingin penonton lebih mengenal perusahaan kamu? Bayangkan pula bagaimana reaksi penonton setelah menonton videomu. Tujuan dari sebuah video sebaiknya jelas dan bermanfaat bagi orang banyak.
Setelah kamu mendapatkan tujuan dari dibuatnya video, saatnya mencari ide untuk video ini. Cari ide sebanyak-banyaknya, baik yang menurutmu bagus atau kurang bagus. Jika kamu bekerja dalam tim, libatkan pula teman-teman di sekitar kamu untuk membantu memberikan ide. Semakin banyak ide, maka semakin banyak kemungkinan yang bisa dimasukkan dalam video.
Setelah mendapat idenya, sekarang adalah bagian mengatur kronologi ceritanya. Tetapkan adegan apa saja yang akan masuk di bagian awal, tengah, hingga akhir. Jangan lupa, untuk menentukan bagian mana saja yang memberikan efek kejut, agar penonton tidak bosan melihat videomu.
Setelah kronologi cerita kamu buat, saatnya membuat sketsa gambar. Kamu bisa membuat coretan-coretan adegan yang kamu rasa harus ada didalam video, sehingga tidak ketinggalan. Efek apa saja yang harus masuk, gambar saja sketsanya.
Informasi penting ini dapat berupa dialog yang terjadi pada setiap adegan hingga catatan tambahan untuk setiap thumbnail. Ini untuk memperjelas apa yang sedang terjadi dan memberikan informasi apapun agar proses produksi berjalan lancar. Contohnya, kamu ingin memasukkan subtitle hanya pada beberapa adegan yang relevan , maka kamu dapat memasukkan hal tersebut pada storyboard.
Semua tahapan di atas sudah kamu lakukan dan proses storyboard sudah selesai, coba tunjukkan hasilnya ke orang yang kamu ajak membuat video. Ini bertujuan agar video yang akan dihasilkan sesuai dengan tujuan asal dan dapat bermanfaat. Diskusikan segala kemungkinan yang akan terjadi saat proses pengerjaan videomu juga, saat mengikuti storyboard. Jika ada bagian yang perlu direvisi, maka lakukan perubahan sebelum proses produksi dilakukan.
Itu tadi sederet tips membuat storyboard agar video yang akan buat benar-benar sesuai harapan. Coba cek video yang sudah kamu buat, apakah kamu sudah membuatnya berdasarkan storyboard?